Trisemester pertama, alhamdulillah tidak ada muntah sama sekali, hanya mual dan ga nafsu makan, mau makan cuma makanan yang berkuah dan panas kaya tomyam atau soto atau kwetiaw kuah, hobi lainnya itu makan rujak tanpa nanas, hampir setiap hari order via go food
Mual yang kualami dibarengi dengan pusing, ga nafsu makan tapi perut laper tapi ga kepengen makan, gimana tuh?
sempat ke dokter, diresepkan obat odasentron.
Satu lagi penyebab mual adalah rasa manis berlebihan, jadi ada cerita, susu hamilku adalah susu bubuk Prenagen rasa strawberry, tiba-tiba gak lama ibu mertua kasih aku susu kotak cair prenagen rasa strawberry, setiap habis minum itu bawaannya mual pusing, sampai kufikir sepertinya karena manis yang terlalu berlebihan. Padahal kalau aku seduh susu setiap pagi, itu tidak kenapa-kenapa. Heran.
Pada minggu ke 5, aku sudah pesan tiket untuk ke Depok, khawatir rawan atau kenapa-kenapa dengan calon janinku akhirnya aku diresepkan obat penguat kandungan, lupa namanya apa tapi yang kuingat harga satu tablet kecilnya kisaran 20-40 ribu, alhamdulillah selama perjalanan pp jakarta-palembang kandunganku aman, hanya saja pada saat kami penerbangan balik CKG-PLM citilink yang kami tumpangi jalannya gak mulus karena pada saat itu pesawag sepertinya menabrak awan cumulous nimbus (ini kata suami sih) jadi pesawat terbangnya seperti lewat jalanan yang banyak lubangnya, turbulensinya sangat kuat, tidak sedikit orang yang sudah banyak melafazkan zikir sepanjang penerbangan, aku dan suami juga diliputi rasa takut dan cemas, kucoba merapal doa-doa yang kuhafal, dan dalam kondisi seperti itu suamiku sempat-sempatnya menanyakan hape dia dimana *tepok jidat* tapi tidak berapa lama akhirnya pesawat mendarat, alhamdulillah. Sejak kena turbulensi badanku sudah panas dingin, wajahku pucat dan rasanya aku sudah ingin muntah, sampai akhirnya pesawat sudah landing namun belum diizinkan buka seatbelt, aku nekat ke kamar mandi, walau sempat diomeli pramugari karena belum boleh lepas sabuk tapi akhirnya aku diizinkan untuk ke kamar mandi, setiba disana ya tidak ada yang keluar, dan sejak saat itulah awal mula mual berkepanjangan sampai Tm 1 terlewati. Oh iya, kenapa suami tiba-tiba tanya hapenya dimana saat turbulensi terjadi, ternyata dia mau wa ibunya ngabarin semua hutang yang dia punya dan belum dilunasi suqpaya jika terjadi apa-apa di jalan setidaknya ada yang bisa membantu kami untuk melunasi hutang tersebut. Cukup rasional juga.
Memasuki Trisemester kedua, bertepatan dengan waktu diklat di Bogor, nah ini dia kedua kali naik pesawat dalam kondisi hamil, sebelumnya bahkan di usia kehamilan 5 minggu aku sudah naik pesawat untuk liburan di Depok yang sudah dipesan tiketnya jauh sebelum aku dinyatakan positif hamil. Alhamdulillah kandunganku baik- baik saja.
Sepanjang diklat, aku diberi kemudahan untuk tidak mengikuti apel, senam pagi dan ditaro di kamar lantai 1, tapi karena jadwal diklat yang agak padat, beberapa kali aku kecapean, izin untuk tidak hadir saat materi ataupun saat sarapan bersama di ruangan. Sampai suatu malam tepatnya setelah sholat magrib, aku muntah, badan panas dingin, bawaannya lemas sekali, langsung dirujuk ke UGD RS Ciawi, alhamdulillah tidak kenapa-kenapa hanya mungkin faktor makanan saja, karena siangnya aku pesan go food menunya bebek pedas.
Selama diklat juga aku tidak pernah absen pulang ke depok setiap minggu, Megamendung-Citayam adalah rutinitasku setiap Sabtu-Ahad, kadang naik turun angkot sampai 3 kali kemudian lanjut krl dan angkot lagi, ketika pulang di hari Minggunya juga sama, tapi biasanya untuk menghindari jadwal buka tutup jalur puncak kusiasati naik gojek dari stasiun-asrama, lumayan pegal karena saat itu kandungan juga sudah mulai besar dan juga pasti sampai tempat diklat saat isya atau bahkan pukul 10 malam dikarenakan terjebak macet, sedangkam besoknya sudah harus mulai kelas lagi. Hufft.
Alhamdulillah selama diklat Mahira koperatif sekali, tidak membuat aku susah karena jauh dari suami dan keluarga, aku sudah mulai merasakan gerakan seperti gelembung-gelembung di dalam perutku. Kamu hebat Nak!
Oh iya ada kejadian lagi di saat hari terakhir diklat, jadwal pulang ke Depok dan besoknya flight ke Palembang, memang sejak malam aku balik ke Depok aku dalam kondisi tidak prima, sepertinya masuk angin ditambah macet di jalan yang membuatku lemas sepanjang perjalanan cibinong-citayam. Begitu sampai rumah aku minta dikerok oleh ibu, esok harinya langsung pesan grab pukul 9 untuk menuju bandara, janjian dengan kawan satu satker di depan terminal 3. Alhamdulillah kondisiku baik saat itu, kemudian setelah itu kita check in dan berjalan menuju gate 25 tempat pesawat berada untuk boarding, jaraknya berkilo-kilo dengan aku yang saat itu sudah memasuki usia kandungan 6 bulanan, pada saat itu aku bawa tas ransel isi laptop dan juga 1 tas jinjing isi cemilan dan sandal, kawanku yang berbaik hati membawakan tas ranselku yang berisi laptop, perjalanan cukup jauh dan aku tidak mengantisipasi hal ini, kufikir aku kuat dengan tidak naik mobil golf yang mepermudah jalan ternyata aku salah. Sesampainya di gate 25 aku langsung pusing, terlupa bawa fresh care, akhirnya kupinjam minyak cap kapak kawan satkerku, masih kliyengan ditambah pesawat yang delay selama kurang lebih setengah jam. keadaanku masih cukup baik, namun saat pesawat sudah lepas landas, aku langsung merasakan pusing, badanku kembali panas dingin dan rasa ingin muntah itu sangat kuat tapi dapat kutahan sampai akhirnya pesawat landing, saat landing kuminta kawan sebelah untuk tidak turun dulu, minta kursi roda karena aku sudah tidak ada tenaga lagi untuk berjalan, mukaku sudah cukup pucat, akhirnya dibopong oleh pramugari dan dinaikkan ke kursi roda sampai dengan tempat pengambilan bagasi, Juni yang sudah menunggu di luar pun tidak diperbolehkan masuk, akhirnya kami paksakan pulang naik lrt, daripada naik mobil menambah mual badanku saat itu.
Masuk Trisemester ketiga, yeayy dapat cuti tahunan di penghujung tahun 2019, saatnya mudik lagi, setelah konsul ke dokter langganan akhirnya diperbolehkan naik pesawat lagi, dapat jatah cuti 10 hari kok tidak dimaksimalkan ya, begitu fikirku saat itu. Setting jadwal pulang, dipaskan waktunya dengan hari libur suami dan here we go, Ancol tujuan wisata kita hahaha.
Juni cuma bisa nemenin sampai tgl 25, total liburan bareng ya 5 hari, selebihnya Juni kembali kerja ke Palembang sedangkan sisa 5 hari cutiku kuhabiskan untuk liburan di Depok-citereup-tanah abang hahaha.
Akhir tahun 2019, saatnya pulang ke pelukan suami nggak ding ke Palembang maksudnya, bawaanku cukup banyak, jeruk 5 kilo, pakaian liburan ku dan perlengkapan Mahira yang kuborong saat ke Tanah Abang kemarinnya. Penerbangan cukup mulus, bahkan tidak sadar aku sudah sampai di Palembang, tidak seperti penerbangan sebelumnya yang menyebabkan aku pucat pasi. Di bandara suami sudah menunggu, namun ditengah perjalanan tiba-tiba aku merasakan mulas tidak tertahan, akhirnya aku pisab dengan suami, aku turun di stasiun terdekat dan langsung ke toilet sedangkan suami lanjut sampai stasiun tujuan, begitu tiba di stasiun aku langsung menuju toilet saking mulesnya aku tidak sadar kalau ternyata aku salah memasuki toilet, yang kumasuki adalah toilet pria, aku baru tersadar kalau itu toilet pria saat keluar dan menemukan tulisan toilet wanita persis di sebrang toilet pria, haha. untungnya saat itu stasiun lrt sedang sepi dan sepertinya sepanjang aku menunaikan hajat tidak ada yang masuk ke dalam toilet. Ups.
Trisemester ini juga aku mulai merasakan beratnya ternyata jadi wanita hamil itu, mulai dari perut yang terkadang tiba-tiba kencang, tangan yang sudah mulai sulit untuk dikepalkan, kaki yang tiba-tiba bengkak, volume cairan keputihan meningkat, bangkit dari kasur yang sudah sangat susah, bolak balik pas tidur juga semakin berat, tapi nafsu makan di Tm ini meningkat juga, aku yang awalnya tidak terlalu suka manis tiba-tiba di trisemester ini seperti sulit dikendalikan, pengen snack atau minuman yang serba manis. Aku mulai rutin mengkonsumsi sayuran hijau baik katuk, bayam atau kangkung, sisanya ya sop sopan atau sayur asem, susu juga diminta dua kali sehari, serta vitqmin yang tadinya satu kali dianjurkan menjadi dua kali sehari. Dokter S.Pog bilang, bayi di Tm ini memang lagi butuh banyak kalsium, jadi kalau dia kekurangan maka kalsium kita yang diambil, salah satu tandanya yaitu gigi graham senat senut, dan mungkin faktor aku yang kurang gerak karena pekerjaan menuntut banyak duduk menyebabkan beberapa keluhan yang disebutkan di atas muncul. di Tm ini juga aku mulai follow akun ig yang informatif terkait kehamilan dan persalinan, cari-cari gerakan senam yanv bisa dilakukan tanpa perlu instruktur dan semua itu kudapatkan via internet, beli gymball demi mepersiapkan diri menyambut sang buah hati, gymball pun akhirnya hari ini kubawa ke kantor, lumayan jika sudah terasa duduk agak lama bisa dimainkan sambil senam plus atur nafas.
Saat ini usia kandunganku 33-34 w, sekitar kurang lebih 1 bulanan lagi kami akan berjumpa dengan Mahira, dia yang selama ini baru bisa kami jumpai via usg 4D, semoga kelak saat berjumpa dengannya Allah ridhoi, berjumpa di kesempatan yang baik dan persalinan yang penuh dengan kemudahan. Amiin.